Resiko wanita melahirkan Normal


http://konsultasi-kehamilan.blogspot.com/2013/01/cara-menjaga-kehamilan-pengawasan.html


Resiko wanita melahirkan Normal - Sejak puluhan tahun yang lalu hingga sampai saat ini melahirkan secara normal masih banyak diminati oleh kebanyakan para ibu hamil. Alasan yang paling banyak dari mereka adalah dengan melahirkan secara normal akan mempercepat pemulihan pasca-melahirkan.

Namun tahukah anda bahwa ternyata proses persalinan normal ini juga tergolong beresiko terutama yang baru pertama kali melahirkan. Resiko yang timbul yaitu dapat memicu kemungkinan terjadinya kerusakan otot levator ani (otot di sekitar anus). Jika hal ini dibiarkan, kemungkinan besar kerusakan itu akan menyebabkan disfungsi dasar panggul.

Berdasarkan penelitian yang terpercaya telah berhasil ditemukan sebanyak 15-30% wanita yang melahirkan normal mengalami kerusakan otot dasar panggul.  Menurut salah satu dokter dari RS Cipto Mangunkusumo Jakarta yang bernama dr.Budi Iman Santoso, SpOG(K) beliau menuturkan bahwa Kerusakan tersebut dapat menurunkan kualitas hidup wanita seperti disfungsi seksual, inkontinesia urin (susah mengontrol BAK), inkontinensia alvi (feses mudah keluar, konstipasi kronis, hingga sampai prolaps (penurunan) organ panggul di mana otot panggul menjadi begitu lemah dalam menyangga organ seperti kandungan kemih dan uterus.

Melihat resiko yang ditimbulkan dari melahirkan normal tersebut, lambat laun banyak para wanita lantas memilih operasi Caesar dengan alasn takut akan terjadi kerusakan otot levator ani. Padahal, sebenarnya menurut dr. Budi  persalinan Caesar tanpa indikasi medis hanya mampu melindungi satu dari tujuh ibu yang akan mengalami kerusakan otot levator ani akibat persalinan normal. Menurut beliau yang harus diwaspadai ini adalah resiko kematian dan kesakitan dalam persalinan Caesar yang meningkat hingga lima kali dari persalinan normal.

Untuk bisa mengantisipasi kemungkinan terjadinya kerusakan otot leverator ani, RSCM  Jakarta telah mengembangkan sistem indeks (scoring). Validitas sistem ini sudah diujikan terhadap 104 pasien di RSCM dan merupakan yang pertama kali di dunia. dr. Budi mengatakan bahwa sistem itu dapat dimanfaatkan sejak ibu mengandung, misalnya dengan cara mengontrol agar berat janin tidak terlalu besar.

Ada tiga variabel dalam skala scoring I, yaitu episiotomi (pengguntingan kulit dan otot di antara vagina dan anus) dan lamanya kala II (mengejan) dan berat bayi. Sementara itu pada skala scoring II menggunakan dua variabel, yaitu robekan perineum (kulit di antara vagina dan anus) dan lamanya kala II.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Konsultasi Kehamilan Artikel Populer