Kekuatan His
Susunan otot rahim
demikian rupa sehingga terdapat distribusi yang berpusat di fundus uteri
(puncak rahim) dan makin kearah mulut rahim makin berkurang diganti jaringan
ikat yang lebih dominan. Susunan demikian menguntungkan karena mulut rahim
dalam proses persalinan bersifat pasif Pada waktu hamil sering dirasakan
kontraksi ringan beberapa kali sehari, tetapi tidak terlalu sakit. Kontraksi
ini makin tua kehamilan makin sering terjadi. Inilah selanjutnya merupakan
kontraksi otot rahim untuk proses persalinan sehingga janin dapat didorong
secara pasif menuju pintu (mulut rahim).
His.
Yaitu kontraksi otot rahim pada persalinan. His
palsu merupakan peningkatan kekuatan his saat hamil yang disebut kontraksi
Braxton Hicks tanpa terasa sakit dan tanpa menimbulkan perubahan, Berta
berlangsung singkat di seluruh rahim. His ini akan menghilang bila dibawa
istirahat, dan terjadi sebelum kehamilan mencapai cukup bulan. His persalinan
mempunyai tanda dominan di daerah fundus rahim, terasa sakit intervalnya
makin pendek dan kekuatannya makin meningkat, juga menimbulkan perubahan
dengan mendorong janin menuju jalan lahir, menimbulkan pembukaan mulut rahim,
memberikan tanda persalinan (pengeluaran lendir, pengeluaran lendir bercampur
darah, pengeluaran air [selaput janin pecah]). Jadi dengan terdapatnya his
persalinan dan disertai pembawa tanda sebaiknya ibu hamil segera datang ke
rumah sakit sehingga dapat diobservasi perjalanan persalinannya. Observasi
jalannya persalinan sangat penting artinya, sehingga bila dijumpai keadaan
yang abnormal segera dapat dilakukan tindakan untuk menolong ibu dan janin.
Jalan Lahir
Otot rahim tersusun
oleh tiga lapis sumbernya dari kedua tanduk rahim yairu longitudinal
(memanjang), melingkar, dan miring. Susunan demikian menguntungkan karena
segera setelah persalinan, akan dapat menutup pembuluh darah dan menghindari
terjadinya perdarahan dari tempat implantasi placenta (ari-ari). Disamping
kontraksi yang dominan di bagian fundus (bagian atas rahim) pada kala pertama
persalinan menyebabkan terjadi pembukaan secara pasif mulut rahim, mendorong
bagian janin terendah menuju jalan lahir sehingga ikut aktif dalam membuka
mulut rahim, gambaran skematis tentang otot rahim dan proses pembukaan mulut
rahim dapat lihat pada gambar.
Kedudukan janin dalam
rahim sekitar 97% adalah letak kepala sehingga persalinan berlangsung secara
spontan (dengan kekuatan sendiri) cukup bulan dan hidup. Bila dijumpai kejadian
persalinan demikian berarti keadaan panggul dan janin yang normal dan
kerjasama antara tiga kekuatan his dan mengejan, passenger (janin dan
ari-ari), dan passage (jalan lahir tulang dan lunak) telah menunjukkan
keserasian.
Persalinan pada letak
kepala yang paling utama adalah persalinan kepala, karena merupakan bagian
terbesar, keras dan mempunyai kemampuan mengecil (moulase) terbatas.
Persalinan badan
janin sebagian besar berlangsung dengan baik tanpa kesulitan karena bahu janin
dapat diperkecil tanpa terjadi kerusakan yang berarti.
Kekuatan Mengejan
Pada kala kedua
(pengeluaran bayi) terjadi rangsangan terbadap fleksus (kumpulan saraf)
Frankenhauser di sekitar mulut rahim sehingga terjadi refleks mengejan, yang
merupakan tambahan kekuatan untuk melahirkan janin (bayi). Bila his tidak
dapat dikendalikan oleh ibu maka kekuatan mengejan dapat dikendalikan sehingga
hasil kedua kekuatan mempercepat proses persalinan. Pada persalinan pertama, kedua
kekuatan sulit dikendalikan dan memerlukan pimpinan persalinan oleh dokter
atau bidan sehingga dapat dikoordinasikan dengan baik. Sekali pun refleks
mengejan terjadi spontan, tetapi sering kekuatan itu malah tertahan di bagian
leher, sehingga leher ibu tegang, wajah merah bengkak bahkan terjadi perdarahan
pada mata.
Salah satu tanda
penting pada kehamilan pertama adalah masuknya kepala janin ke pintu atas
panggul, pada minggu ke-36 disebabkan oleh kekuatan kontraksi Braxton Hicks,
tekanan dari diafragma (sekat rongga badan), tegangan ligamentum rahim dan
dinding perut, serta gaya berat kepala janin. Dengan masuknya kepala janin
sudah dapat diperkirakan kerjasama tiga kekuatan akan berlangsung aman,
asalkan mampu melakukan pimpinan persalinan.
Gerakan utama kepala
janin dan persalinan tubuh janin secara berurutan seperti di bawah ini.
Turun
dan masuknya kepala janin di pintu atas panggul.
Pada ibu yang barn pertama hamil (primigravida) kepala sudah masuk ke pintu
atas panggul pada minggu ke-36. Sedangkan pada ibu yang hamil lebih dari satu
(multigravida) bersamaan dengan mulainya persalinan (dapat juga masuk saat
kehamilan cukup bulan).
Kepala Janin Mengalami
Fleksi
Kepala janin masuk
pintu atas panggul dalam keadaan menekuk (fleksi) ringan. Kekuatan his dan
bentuk jalan lahir menyebabkan terjadinya fleksi ini yaitu menempelnya dagu di
dada janin.
Putar Paksi Dalam
Putar paksi dalam
adalah usaha menyesuaikan kepala janin dengan jalan lahir sehingga titik putar
(hipomoklion) berada tepat di bawah tulang kemaluan (simfisis pubis). Putar
paksi dalam terjadi karena faktor kepala janin dan faktor jalan lahir.
Teriadi Ekstensi dan
Ekspulsi
Dengan kekuatan his dan
refleks mengejan, terjadi ekstensi (defleksi) kepala janin sehingga
berturut-turut lahir ubun-ubun besar, dahi mulut dan dagu. Selanjutnya diikuti
oleh persalinan belakang kepala sehingga seluruh kepala janin dapat lahir.
Putar Paksi Luar
Sementara kepala bayi
lahir, bahu bayi masuk pintu atas panggul mengikuti jalan lahir. Kepala bayi yang telah berada diluar melakukan putar paksi luar yaitu menyesuaikan diri
dengan punggung bayi, yang mulai terjadi dengan bahu depan (dekat tulang
kemaluan ibu) sebagai titik putarnya. Persalinan bahu dan badan bayi dibantu
dengan menarik kepala curam ke bawah untuk melahirkan bahu depan, curam keatas
untuk melahirkan bahu belakang, setelah kedua bahu lahir ketiak bayi dikait dengan telunjuk
untuk melahirkan sisa badannya. Dengan demikian seluruh bayi lahir. Setelah
mulut, hidung, dan jalan napas dibersihkan dan bayi menangis tali pusat
dipotong, diikat dan bayi dibungkus lalu diletakkan pada dada ibu, kemudian
dibersihkan.
His Kala Uri (plasenta)
Setelah bayi lahir otor
rahim memerlukan istirahat sekitar 10-15 menit dan his timbul untuk melahirkan
plasenta (uri). Persalinan plasenta pun perlu dibantu, sehingga dapat
diketahui kelengkapannya. Dengan lahirnya janin (bayi) terjadi pengerutan otot
rahim, artinya setelah kontraksi otot rahim tidak kembali pada panjang semula,
tetapi memendek, dan menyebabkan plasenta tidak dapat mengikuti perpendekan dan
melepaskan diri. Plasenta yang telah lepas diperiksa kelengkapannya, sehingga
tidak terdapat sisa plasenta yang menyebabkan perdarahan berkepanjangan/berulang,
infeksi setelah persalinan, atau mengalami degenerasi gangs atau polip. Bila
diduga terdapat sisa plasenta dilakukan eksplorasi atau dilakukan kuretase.
His Kala Empat
Setelah plasenta lahir
otot rahim terns berkontraksi (his) untuk dapat menutup pembuluh darah dari
bekas inplancasi plasenta. Dengan persalinan terdapat penurunan hormon
kehamilan yang menyebabkan pengecilan otot rahim sehingga kembali pada besar
dan bentuk semula setelah 42 hari (6 minggu atau satu bulan tujuh hari). Bila
persalinan berjalan normal, diharapkan dapat melakukan mobilisasi segera
sehingga peredaran darah kembali dan sisa darah yang terdapat dalam rahim dapat
dikeluarkan. Mobilisasi dini menguntungkan dan dapat mengurangi kemungkinan
infeksi setelah persalinan.
Gambaran persalinan
secara kilnis penting diketahui masyarakat sehingga ibu datang pada waktunya,
untuk persiap, pertolongan. Bagi masyarakat awam, bila terjadi dan terdapat
salah atau gejala tersebut sebaiknya datang ke rumah sakit, untuk mendapatkan
pertolongan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar