Konsep Tradisional
Kesejahteraan Janin
Dalam
masyarakat Indonesia yang berdasarkan Pancasila, terdapat konsep kehidupan
yang sangat tinggi dan masih berlaku sampai kini. Konsep tersebut dapat dipetik
dari beberapa uraian:
– Kehamilan bukan semata-mata masalah biologis, tetapi jauh
daripada itu adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa.
– Mahluk mulai berwujud pada permulaannya, berwujud pada
pertengahan dan akhirnya tidak berwujud lagi.
– Kehidupan mulai sejak saat pembuahan dengan pertemuan spermatozoa
dan ovum dan pada saat yang sama nyawa telah menjadi perekat kehidupan
tersebut.
– Dikemukakan bahwa spermatozoa adalah kendaraan dari nyawa (jiwa) sehingga
saat pertemuan telah terjadi kehidupan yang sempurna, tanpa bentuk karena proses
penyusunan pembawa tanda atau gene, selanjut berbentuk janin sempurna dan
akhirnya lahir sebagai manusia yang diharapkan.
– Konsep "catur sanak" benar-benar merupakan hasil
kebudayaan bangsa Indonesia dengan menyatakan bahwa empat saudara itulah yang
telah memelihara kehidupan janin dalam rahim, sehingga dapat lahir dengan
sempurna.
Disamping
itu banyak cerita yang berkembang dikalangan masyarakat yang bertujuan agar
kehidupan "jiwa dan raga" dalam kandungan menjadi sempurna. Diantara
cerita atau gagasan tersebut adalah larangan bagi ibu hamil untuk melihat orang
menyembelih binatang, sehingga tidak terkejut, yang dapat mempengaruhi
tumbuh-kembang jiwa janin. Diharapkan selama hamil membaca dan mendengarkan
cerita-cerita yang dapat membangkitkan idealisme, semangat, dan taat terhadap
ajaran agama masing-masing. Terdapat juga larangan makan daging terlalu banyak
serta berorientasi pada makanan vegetarian, sehingga dapat melahirkan bayi yang
sehat rohani dan jasmani. Di Jawa (saat penulis di Surabaya) dianjurkan agar
banyak minum air kelapa, sehingga bayi yang lahir bersih dan kulitnya putih.
Adat pun
tidak sedikit peranannya dalam upaya kelangsungan hidup janin tumbuh-kembang
menuju kesempurnaan rohani dan jasmani dengan lahirnya bayi yang mungil dan
sehat. Serangkaian upacara dilaksanakan dengan tujuan kesempurnaan kehidupan
di dunia diantaranya, kehamilan berumur tujuh bulan, saat kelahiran sampai
dengan upacara kenamaan ari-ari, sebagai wakit dari empat saudara bayi itu.
Di Jawa
masih dilaksanakan peringatan kehamilan yang telah berumur tujuh bulan,
sebagai rasa syukur karena melampaui mass kritis pembentukan alas-alas
tubuhnya untuk menyongsong kelahiran.
Jika
perhitungan bulan 30 hari, maka tujuh bulan adalah 210 hari, sehingga kelahiran
diharapkan berlangsung 65-70 hari lagi. Dengan pemeliharaan yang baik kelahiran
mungkin tidak mencapai genap bulan, tetapi janin sempurna yang lahir diharapkan
dapat hidup terus. Bila terjadi
perdarahan pada kehamilan sering dianjurkan untuk mengurangi kerja fisik dan
diberikan air kelapa muda, kunyit, dan telur ayam setiap hari sampai perdarahannya
berhenti.
Dengan
pengetahuan yang serba terbatas tidak menyalahkan upaya masyarakat untuk
melakukan segala jalan sehingga kehamilan berlangsung khususnya melalui
"doa dan usaha" yang dapat dilaksanakannya. Oleh karena itu kedekatan
masyarakat pada "dukun beranak" tidak dapat diabaikan, yang dianggap
mempunyai kekuatan khusus disamping akan dapat menolong kelahiran bayi.
Masyarakat juga pasrah dengan keadaan saat persalinan berlangsung karena
semuanya dapat terjadi bila sudah dikehendaki oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Oleh karena
itu penulis menganjurkan tetap berorientasi terhadap berbagai upaya kebatinan
yang dapat memelihara kesehatan jiwa ibu hamil, sehingga dapat mencapai
keturunan yang baik. Dalam perkawinan sering dijumpai tatanan agar memperhatikan
bibit, bobot, dan bebet keluarga
sehingga dari keluarga yang baik diharapkan akan terdapat kelahiran yang baik
pula.
Kami
memperkirakan masih banyak adat dan kebiasaan masyarakat, yang masih dapat
dipertahankan untuk mencapai keturunan yang baik secara psikis dan jasmani.
Pada kehamilan pertama suaminya tidak lupa tirakatnya
untuk memohon agar kehamilannya berlangsung aman baik dan melahirkan anak
sesuai dengan keinginannya. Berkaitan dengan keinginan jenis kelamin tertentu
bagi bayinya, dapat diupayakan dengan jalan memusackan permohonan agar dikaruniai
bayi laki-laki atau perempuan. Dikatakan bahwa dengan memusatkan permohonan dan
tujuan,
terjadinya perubahan khususnya pada bibit
laki-laki atau wanita sehingga hasil pertemuan
akan menuju pada permohonan itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar