Makanan Yang Dilarang Untuk Ibu Hamil - Sejak pertama kali konsultasi kehamilan, Anda akan mendengar tentang
semua makanan yang perlu dikonsumsi. Anda akan tahu bahwa kalsium adalah
kandungan penting untuk tulang bayi, dan juga tulang Anda serta asam
folat yang berguna untuk mencegah kelainan. Namun bagaimana dengan
makanan yang harus dihindari? Saran-saran yang diberikan terkesan
berubah-ubah dari tahun ke tahun, dan hal-hal yang lima tahun lalu
dianggap aman, bisa jadi sekarang malah tidak dianjurkan. Berikut ini
adalah makanan yang harus dihindari selama hamil.
KAFEIN
Mengonsumsi kafein dalam dosis tinggi setiap hari selama masa kehamilan entah itu kopi, teh, minuman bersoda atau berenergi sejak dulu diasosiasikan dengan peningkatan risiko keguguran. Sebuah studi dari Kaiser Permanente Division of Research pada tahun 2008 membenarkan fakta itu. Studi tersebut menemukan bahwa wanita yang mengonsumsi 200 miligram atau lebih kafein setiap hari (setara dengan dua gelas kopi atau lebih, atau lima kaleng soda yang mengandung kafein) memiliki risiko mengalami keguguran dua kali lipat lebih tinggi dari mereka yang tidak meminumnya. “Adalah ide yang baik untuk mengonsumsi minuman non-kafein, terutama pada trimester pertama, karena ini adalah masa paling berisiko untuk mengalami keguguran,” ujar Bridget Swinney, RD, penulis Eating Expectantly.
KEJU LEMBUT
Sebaiknya hindari jenis keju seperti Brie, Camembert, goat dan feta (keduanya dari susu kambing), queso blanco, blue (bintik-bintik biru), atau jenis yang berserat. Mengapa? Jenis tersebut mungkin tidak mengalami proses pasteurisasi dan terkontaminasi Listeria–bakteri yang bisa memicu keracunan makanan. “Jenis keju-keju lembut itu berisiko tinggi karena tidak diawetkan, seperti cheddar atau Parmesan, dimana bakteri mati dengan natural,” kata Hope Ricciotti, MD, profesor ginekologi dari Harvard Medical School dan penulis I’M Pregnant! Now What Do I Eat? Dan, karena wanita hamil memiliki daya tahan tubuh rendah, maka mereka rentan terserang penyakit yang disebabkan makanan–jika ini terjadi pada trimester pertama kehamilan, bisa mengakibatkan keguguran atau bayi lahir prematur.
DAGING
Berniat membeli daging dingin? Hati-hati! Jika pengolahan dan penyimpanannya tidak ditangani dengan benar ketika di pabrik atau di kios daging, kemungkinan daging akan tercemar Listeria. Untuk berjaga-jaga, masak daging yang dibeli dengan suhu tinggi hingga matang untuk mematikan bakteri. Daging bisa saja terkontaminasi toksoplasma, yaitu parasit yang bisa menyebabkan infeksi, kematian bayi, dan masalah kesehatan serius.
IKAN
Anda tentu sudah tahu bahwa kandungan merkuri yang banyak terdapat dalam ikan, berbahaya bagi bayi. Merkuri adalah neurotoksin yang bisa menyebabkan kegagalan perkembangan otak fatal pada bayi. Ketika merkuri dari polusi masuk ke dalam air, maka akan langsung diserap rantai makanan. Mulai dari tanaman, ikan kecil, hingga ikan besar. Ikan dengan kandungan merkuri tinggi yang termasuk dalam daftar dilarang dikonsumsi: ikan hiu, tilefish, king mackerel, ikan cucut, dan tuna albacore. Tapi, tidak semua tuna berpengaruh buruk. Jika Anda pencinta sandwich tuna, pilih tuna kalengan dengan tingkat kandungan merkuri rendah. Tentunya, batasi konsumsi satu sampai dua kali seminggu (tidak lebih dari 12 ons). Kesalahan yang sering dilakukan sebagian wanita hamil adalah berhenti total mengonsumsi ikan. Padahal, tidak semua ikan mengandung merkuri–salmon, misalnya, tidak mengandung merkuri, justru merupakan sumber asam lemak omega 3 yang sangat dibutuhkan selama kehamilan. Apapun jenis ikan yang dikonsumsi, hindari ikan mentah dan setengah matang.
TELUR
Tidak ada yang mengatakan untuk menghindari telur yang memiliki sumber protein tinggi berkualitas dan kandungan nutrisi penting seperti choline. Tapi telur juga berisiko terkontaminasi bakteri Salmonella–bakteri berbahaya bagi wanita hamil. Jadi, pastikan untuk mendapatkan telur yang ‘aman. Beli telur yang disimpan dalam lemari pendingin, dan jangan mengambil telur yang retak atau berkulit kotor. Hindari memakan telur setengah matang, saus salad yang mengandung telur mentah, eggnog yang tidak dipasteurisasi, es krim buatan non pabrik, serta jangan mencicipi kue yang belum matang.
ALKOHOL
Pembahasan tentang alkohol tampaknya sudah jelas. Di tahun 2005, US Surgeon General mengeluarkan pernyataan yang mendorong semua wanita dan tentunya wanita hamil, untuk menghindari konsumsi alkohol. Centers for Disease Control and Prevention juga menyatakan tidak ada tingkat aman untuk konsumsi alkohol semasa kehamilan. Ingat: Jika Anda mengonsumsi alkohol, bayi Anda juga, karena alkohol akan langsung diterima plasenta. Wanita yang sering mengonsumsi minuman beralkohol menempatkan bayinya pada risiko tinggi menderita alcohol spectrum disorder yang dapat mengakibatkan berbagai efek. Mulai dari kesulitan belajar ringan hingga berat, kelainan fisik, serta kelainan sistem saraf pusat. Sebuah studi di Indiana University di Bloomington pada tahun 2007 menemukan bahwa anak-anak dari ibu yang mengonsumsi alkohol selama kehamilan, akan memiliki masalah perilaku di masa kanak-kanak. parentsindonesia.com
KAFEIN
Mengonsumsi kafein dalam dosis tinggi setiap hari selama masa kehamilan entah itu kopi, teh, minuman bersoda atau berenergi sejak dulu diasosiasikan dengan peningkatan risiko keguguran. Sebuah studi dari Kaiser Permanente Division of Research pada tahun 2008 membenarkan fakta itu. Studi tersebut menemukan bahwa wanita yang mengonsumsi 200 miligram atau lebih kafein setiap hari (setara dengan dua gelas kopi atau lebih, atau lima kaleng soda yang mengandung kafein) memiliki risiko mengalami keguguran dua kali lipat lebih tinggi dari mereka yang tidak meminumnya. “Adalah ide yang baik untuk mengonsumsi minuman non-kafein, terutama pada trimester pertama, karena ini adalah masa paling berisiko untuk mengalami keguguran,” ujar Bridget Swinney, RD, penulis Eating Expectantly.
KEJU LEMBUT
Sebaiknya hindari jenis keju seperti Brie, Camembert, goat dan feta (keduanya dari susu kambing), queso blanco, blue (bintik-bintik biru), atau jenis yang berserat. Mengapa? Jenis tersebut mungkin tidak mengalami proses pasteurisasi dan terkontaminasi Listeria–bakteri yang bisa memicu keracunan makanan. “Jenis keju-keju lembut itu berisiko tinggi karena tidak diawetkan, seperti cheddar atau Parmesan, dimana bakteri mati dengan natural,” kata Hope Ricciotti, MD, profesor ginekologi dari Harvard Medical School dan penulis I’M Pregnant! Now What Do I Eat? Dan, karena wanita hamil memiliki daya tahan tubuh rendah, maka mereka rentan terserang penyakit yang disebabkan makanan–jika ini terjadi pada trimester pertama kehamilan, bisa mengakibatkan keguguran atau bayi lahir prematur.
DAGING
Berniat membeli daging dingin? Hati-hati! Jika pengolahan dan penyimpanannya tidak ditangani dengan benar ketika di pabrik atau di kios daging, kemungkinan daging akan tercemar Listeria. Untuk berjaga-jaga, masak daging yang dibeli dengan suhu tinggi hingga matang untuk mematikan bakteri. Daging bisa saja terkontaminasi toksoplasma, yaitu parasit yang bisa menyebabkan infeksi, kematian bayi, dan masalah kesehatan serius.
IKAN
Anda tentu sudah tahu bahwa kandungan merkuri yang banyak terdapat dalam ikan, berbahaya bagi bayi. Merkuri adalah neurotoksin yang bisa menyebabkan kegagalan perkembangan otak fatal pada bayi. Ketika merkuri dari polusi masuk ke dalam air, maka akan langsung diserap rantai makanan. Mulai dari tanaman, ikan kecil, hingga ikan besar. Ikan dengan kandungan merkuri tinggi yang termasuk dalam daftar dilarang dikonsumsi: ikan hiu, tilefish, king mackerel, ikan cucut, dan tuna albacore. Tapi, tidak semua tuna berpengaruh buruk. Jika Anda pencinta sandwich tuna, pilih tuna kalengan dengan tingkat kandungan merkuri rendah. Tentunya, batasi konsumsi satu sampai dua kali seminggu (tidak lebih dari 12 ons). Kesalahan yang sering dilakukan sebagian wanita hamil adalah berhenti total mengonsumsi ikan. Padahal, tidak semua ikan mengandung merkuri–salmon, misalnya, tidak mengandung merkuri, justru merupakan sumber asam lemak omega 3 yang sangat dibutuhkan selama kehamilan. Apapun jenis ikan yang dikonsumsi, hindari ikan mentah dan setengah matang.
TELUR
Tidak ada yang mengatakan untuk menghindari telur yang memiliki sumber protein tinggi berkualitas dan kandungan nutrisi penting seperti choline. Tapi telur juga berisiko terkontaminasi bakteri Salmonella–bakteri berbahaya bagi wanita hamil. Jadi, pastikan untuk mendapatkan telur yang ‘aman. Beli telur yang disimpan dalam lemari pendingin, dan jangan mengambil telur yang retak atau berkulit kotor. Hindari memakan telur setengah matang, saus salad yang mengandung telur mentah, eggnog yang tidak dipasteurisasi, es krim buatan non pabrik, serta jangan mencicipi kue yang belum matang.
ALKOHOL
Pembahasan tentang alkohol tampaknya sudah jelas. Di tahun 2005, US Surgeon General mengeluarkan pernyataan yang mendorong semua wanita dan tentunya wanita hamil, untuk menghindari konsumsi alkohol. Centers for Disease Control and Prevention juga menyatakan tidak ada tingkat aman untuk konsumsi alkohol semasa kehamilan. Ingat: Jika Anda mengonsumsi alkohol, bayi Anda juga, karena alkohol akan langsung diterima plasenta. Wanita yang sering mengonsumsi minuman beralkohol menempatkan bayinya pada risiko tinggi menderita alcohol spectrum disorder yang dapat mengakibatkan berbagai efek. Mulai dari kesulitan belajar ringan hingga berat, kelainan fisik, serta kelainan sistem saraf pusat. Sebuah studi di Indiana University di Bloomington pada tahun 2007 menemukan bahwa anak-anak dari ibu yang mengonsumsi alkohol selama kehamilan, akan memiliki masalah perilaku di masa kanak-kanak. parentsindonesia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar